twitter SMAN 4 Lahat

Senin, 09 Januari 2012 | 1 komentar |
| 0 komentar |
Guru sukses: profesional, bermartabat, sejahtera. Ya, profesional, bermartabat, dan sejahtera adalah tiga kata kunci yang tepat untuk mendeskripsikan siapa guru sukses itu. Betul, guru sukses adalah guru yang profesional, bermartabat, sekaligus sejahtera hidupnya. Kalau begitu, apa definisi guru sukses?

Definisi guru sukses: guru sukses adalah guru yang profesional, bermartabat, dan sejahtera. Ini definisi menurut saya. Kalau Anda punya definisi lain tentang guru sukses, silakan tinggalkan komentar di tempat yang tersedia, kemudian tuliskan komentar Anda. Saya mengahargai perbedaan pendapat.

Mengapa saya memberikan definisi guru sukses seperti definisi di atas? Inilah penjelasannya.

Guru sukses bukan sekadar profesional namun kesejahteraannya memprihatinkan. Guru sukses juga bukan guru sejahtera namun profesionalismenya rendah. Begitu pula, guru sukses bukanlah guru yang profesional dengan kesejahteraan tinggi namun martabatnya rendah. Ketiga kata kunci di atas harus menjadi satu kesatuan yang melekat pada sosok guru sukses.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , sukses (a) berarti: berhasil; beruntung. Merujuk pada pengertian sukses ini, saya memberikan definisi guru sukses sebagai guru yang berhasil sekaligus beruntung. Ya, definisi sukses adalah berhasil dan beruntung.

Karena guru adalah sebuah profesi, maka keberhasilan guru sukses haruslah sesuai profesinya itu, profesi guru, bukan profesi bidang lain! Misalnya: guru nyambi dagang (dan sukses dari dagangnya) bukanlah guru suskses, melainkan pedagang sukses.

Sebab itu, guru sukses haruslah guru yang profesional, yakni guru yang berhasil (sukses) menjalankan profesinya. Hasil pelaksanaan tugas guru sukses harus mencapai target mutu di atas rata-rata, Sebut saja, hasil kerja guru sukses, misalnya: muridnya sukses mencapai tujuan pembelajaran di atas rata-rata standar minimal atau rata-rata murid yang diajar oleh guru lain.

Selanjutnya, keberuntungan guru sukses adalah keberuntungan yang berasal dari profesinya itu. Keberuntungan di sini lebih mengarah pada kesejahteraan, baik terkait dengan kedinasan maupun kesejahteraan hidup secara menyeluruh. Kesejahteraan yang terkait kedinasan bagi guru sukses, misalnya: fasilitas, keamanan dan kenyamanan dalam pelaksanaan tugas, kenaikan pangkat, jabatan, karir pasti, dan semacamnya. Kesejahteraan hidup secara menyeluruh terutama berkaitan dengan penghasilan guru demi menopang kebutuhan hidup rumah tangganya. Dengan demikian saya sebutkan bahwa guru sukses adalah guru yang profesional sekaligus sejahtera.

Satu hal lagi, keberhasilan dan keberuntungan guru sukses harus semakin meninggikan martabat guru sebagai profesi. Ya, martabat guru sebagai profesi, bukan martabat guru sebagai pekerja. Guru yang bermartabat tidak harus “meminta-minta” kesejahteraan kepada pihak lain.

Guru bermartabat adalah guru yang memiliki harga diri, guru yang memiliki tingkat derajat kemanusiaan yang tinggi. Inilah inti guru sukses. Seseorang yang memiliki harga diri tidak akan sampai hati melakukan hal-hal yang kontraproduktif dengan upaya peningkatan derajatnya, misalnya dengan “meminta-minta” sesuatu kepada pihak lain. Sebab itu guru yang masih suka “meminta-minta” kepada pihak lain belum termasuk guru bermartabat, dan guru demikian, tentunya tidak bisa digolongkan ke jajaran guru sukses.

Jadi, sekali lagi, guru sukses adalah guru yang profesional, bermartabat, dan sejahtera. Guru ini memiliki tingkat keprofesionalan yang tinggi dalam bekerja, menjaga diri untuk tetap pada tingkat derajat (kemuliaan) kemanusiaannya, sekaligus memperoleh kesejahteraan utuh dari profesi yang ditekuninya itu.

Akhirnya, kepada para guru di tanah air, baik yang sudah menduduki posisi guru sukses maupun yang masih baru dan sedang belajar menjadi guru sukses, atau kepada siapa saja yang menaruh minat pada kemajuan pendidikan di Indonesia melalui terwujudnya guru sukses yang semakin besar jumlahnya, saya UNDANG Anda untuk berpartisipasi.

Definisi, definisi guru sukses. Sekali lagi, definisi guru sukses dengan kata kunci: profesional, bermartabat, dan sejahtera! Ingat selalu! Definisi guru sukses: profesional, brmartabat, dan sejahtera. Masuk akalkah definisi di atas? Atau Anda punya definisi lain? Bergabunglah bersama kami.

Mari kita “share” pengalaman, demi kemajuan dunia pendidikan kita. Berikan komentar pada artikel sesuai topik, dan ajak teman Anda masuk ke SITUS ini untuk ambil bagian melalui: http://www.gurusukses.com.

Jadikan diri Anda guru sukses! Sukses sebagai agen pembelajaran, sukses dengan martabat tinggi, dan sukses dalam kesejahteran hidup. Jika Anda sukses sebagai guru, murid Anda pun akan terinspirasi untuk menjadi orang-orang sukses. MERDEKA!!!



Profesional adalah subjektif, dan pada sy pula pada sudut pandangan sy, seorang profesional itu perlu mahir dengan apa yg dia buat, tahu dengan apa yg dilakukan, boleh mengatasi masalh kecil dan besar dgn cekap dan tenang (yg dlm bidang dia), mempunyai memikiran yg pantas, matang dan mampu berfikir, seorg profesional juga merupakan pendgr yg baik dan mempunyai karisma yg baik. pandai ...





“professionalism? it means that you act accordingly regarding your assigned duties, and you have your rights properly granted. nothing more and nothing less.”

___

ini adalah pertanyaan terkait-definisi yang jawabannya bisa macam-macam. tergantung kepada siapa anda menanyakan, jawabannya mungkin bisa berbeda-beda, pembaca.

sekali waktu anda mungkin bisa menanyakan kepada seorang manajer semangat-tinggi di tempat kerja, dan jawabannya bisa berbeda dengan seorang rekan kelihatannya-menikmati-hidup. bukannya saya pernah menanyakan soal ini juga sih lagipula kurang kerjaan amat, cari muka dengan pertanyaan nggak mutu, tapi definisi kayak begini memang seringkali tidak jelas. atau tidak dijelaskan dengan baik, atau begitulah kira-kira.

tapi, memangnya ‘profesional’ itu apa sih?

::

sejujurnya, saya sering berpikir bahwa cukup banyak orang seringkali mengartikan kata ‘profesionalisme’ ini secara sesukanya saja.

kalau saya bertanya, apa itu profesionalisme? maka jawabannya kemungkinan (besar) akan terkait sesuatu bernama ‘kewajiban’: target harus selesai, datang ke kantor tepat waktu, bertindak sesuai prosedur operasional standar, dan lain sebagainya.

tapi saya tidak bisa tidak berpikir, bahwa definisi ‘profesional’ seperti ini akan sangat gampang di-abuse untuk menjadi ‘siap diperbudak oleh pekerjaan’.

sekarang bayangkan kasus ini. misalkan anda dan tim anda, dengan target sekian-sekian-sekian permintaan dari seorang Direktur Yang Namanya Tak Boleh Disebut. dengan keadaan tersebut, maka anda dan tim terpaksa pulang jam 9 malam dan masuk jam 8 pagi, setiap hari! kalau beruntung, mungkin anda akan juga dapat bekerja di akhir pekan.

mungkin anda akan mengatakan hal tersebut sebagai ‘dedikasi’. tapi saya lebih suka mengutip istilah yang diungkapkan seorang rekan; menurut saya, itu seperti enrolled in a new form of slavery!

::

untuk saya, profesionalisme adalah tentang hak dan kewajiban yang saling disepakati. tidak lebih dan tidak kurang. saya dituntut untuk bekerja sesuai job description yang disetujui, itu kewajiban saya. saya memiliki bayaran sesuai standar yang disepahami, itu hak saya. selain itu, ya saya tidak punya kewajiban apa-apa.

tentu saja, saya juga punya hak untuk menolak bekerja ketika saya sedang cuti, misalnya. dan tidak seorangpun berhak memaksa saya sebaliknya, kecuali saya memang bersedia untuk itu. kalau misalnya jam kerja saya cuma sampai jam lima, pekerjaan saya di luar jam tersebut ya sifatnya optional. dan sebagaimana halnya apapun yang sifatnya optional, tidak ada kewajiban khusus untuk itu, kecuali saya yang bersedia memberikannya dengan sukarela.

dan, ya, saya berpendapat bahwa pekerjaan pada umumnya seharusnya dapat dibagi-bagi ke dalam slot waktu delapan jam per hari atau empat puluh jam per minggu. kalau tidak seperti itu, ada dua kemungkinan: (1) sedang terjadi keadaan gawat darurat, atau (2) pekerjaan tersebut tidak direncanakan dengan baik. tentu saja di luar keadaan tersebut, normalnya suatu pekerjaan bisa dibagi ke dalam slot waktu yang sewajarnya. iya, kan?

mungkin pak direktur sedikit-galak akan berbicara tentang semangat atau passion, tapi lupakan saja deh. omongan seperti itu cuma dipakai untuk menawar dengan harga murah. dengan atau tanpa semangat, ada harga untuk segala sesuatu. dan, ya, saya juga berpendapat bahwa planning yang buruk tidak bisa digantikan oleh semangat yang hebat!

jadi, ya, saya memutuskan untuk tidak tanggung-tanggung dalam bekerja terkait lingkup kewajiban saya. saya bekerja sebaik dan seoptimal mungkin yang bisa saya lakukan pada jam kerja, tapi jangan berharap saya akan mengangkat telepon pada jam makan siang. saya bisa saja bersedia mengecek status terkait pekerjaan ketika saya cuti, tapi jangan memaksa saya membatalkan cuti yang sudah direncanakan tiga minggu sebelumnya.

tentu saja, saya juga bukan tipe yang akan dengan senang hati memberontak di tempat kerja (tidak seekstrem kedengarannya, sumpah!), toh saya juga tidak punya alasan khusus untuk itu. lagipula dalam suasana kerja itu ada keterikatan yang saling membutuhkan. dan dengan keterikatan tersebut, selama kebutuhan masing-masing bisa terpenuhi dengan baik dan masing-masing pihak bisa sama-sama merasa nyaman, menurut saya itu juga bukan hal yang buruk.

karena profesionalisme itu cuma tentang hak dan kewajiban yang saling disepakati. tidak lebih, dan tidak kurang.

| 0 komentar |