twitter SMAN 4 Lahat

Sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang dapat didasari oleh konsep-konsep tertentu.

Pengaruh bangsa Portugis dalam bidang pendidikan utamanya berkenaan dengan penyebaran agama Katolik. Demi kepentingan tersebut, tahun 1536 mereka mendirikan sekolah (Seminare) di Ternate, selain itu didirikan pula di Solor. Kurikulum pendidikannya berisi pendidikan agama Katolik, ditambah pelajaran membaca, menulis, dan berhitung.

Bagi bangsa Indonesia berbagai kondisi yang sangat merugikan akibat kebijakan dan praktek-praktek penjajahan telah menimbulkan rasa senasib sepenanggungan sebagai bangsa yang dijajah sehingga muncul rasa kebangsaan/nasionalisme.

Sejak Kebangkitan nasional (1908) sifat perjuangan rakyat Indonesia dilakukan melalui berbagai partai dan organisasi, baik melalui jalur politik praktis, jalur ekonomi, sosial budaya, dan khususnya melalui jalur pendidikan.Sifat perjuangan bangsa kita saat itu tidak lagi hanya menitikberatkan pada perjuangan fisik. mengingat ciri-ciri pendidikan yang diselenggarakan pemerintah Kolonial Belanda yang tidak memungkinkan bangsa Indonesia untuk menjadi cerdas, bebas, bersatu, dan merdeka, maka kaum pergerakan semakin menyadari bahwa pendidikan yang bersifat nasional harus segera dimasukkan kedalam program perjuangannya

Sejarah Pendidikan di Indonesia

Pendidikan di Indonesia sudah ada sebelum Negara Indonesia berdiri. Sebab itu sejarah pendidikan di Indonesia juga cukup panjang.

Pendidikan itu telah ada sejak jaman kuno, kemudian diteruskan dengan zaman pengaruh agama Hindu dan Budha , zaman pengaruh agama Islam, dan pendidikan pada zaman kemerdekaan.

Pada waktu bangsa Indonesia berjuang merintis kemerdekaan ada 3 tokoh pendidikan sekaligus pejuang kemerdekaan, yang berjuang melalui pendidikan. Mereka membina anak-anak dan para pemuda melalui lembaganya masing-masing untuk mengembalikan harga diri dan martabatnya yang hilang akibat penjajahan Belanda.

Tokok-tokoh pendidik itu adalah:

1. Mohamad Safei

Mohamad Safei mendirikan sekolah INS (Indonesisch Nederlandse School) di Sumatera barat pada tahun 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama Sekolah Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di Kayutanam. Maksud ulama Syafei adalah mendidik anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang nerdeka.

2. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta. Sifat, sistem, dan metode pendidikannya diringkas ke dalam empat keemasan, yaitu azas Taman Siswa, Panca Darma, Adat istiadat, dan semboyan atau perlambang. Azas taman Siswa dirumuskan pada tahun 1922, yang sebagian besar merupakan azas perjuangan untuk menentang penjajah Belanda pada waktu itu.

3. Ahmad Dahlan

Ahmad dahlan mendirikan organisasi agama Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta, yang kemudian berkembang menjadi Pendidikan Agama Islam. pendidikan Muhammadiyah ini sebagian besar memusatkan diri pada pengembangan agama Islam. Azas pendidikannya adalah Islam dengan tujuan mewujudkan orang-orang muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, dan berguna bagi masyatakat serta negara. Ada 5 butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu:

a. Perubahan cara berfikir

b. kemasyarakatan

c. Aktivitas

d. Kreativitas

d. Optimisme

Tujuan Pendidikan Nasional

Sesuai dengan Tap MPRS No.XXVI/MPRS/1966 tentang agama, pendidikan, dan Kebudayaan,maka dirumuskan bahwa Tujuan Pendidikan adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan Pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945. Selanjutnya dalam UU No. 2 tahun 1989 ditegaskan lagi bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekeri luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Jumat, 30 Desember 2011 | 0 komentar |

0 komentar:

Posting Komentar