twitter SMAN 4 Lahat


TES  BENTUK OBJEKTIF
A.      Pengertian
Tes Tipe Obyektif
Istilah obyektif adalah tidak adanya faktor lain yang mempengaruhi proses pemeriksaan pekerjaan testi dan penentuan skor/nilai akhir yang diberikan oleh terter. Jadi benar-benar murni hasil pekerjaan siswa. Istilah lain dari tes tipe obyektif adalah tes dengan jawaban singkat (short answer test). Dinamakan demikian karena tes ini hanya memerlukan jawaban yang pendek, singkat tapi tepat. Siswa (testi) cukup hanya dengan memberikan tanda silang (X) atau tanda cek () saja pada jawaban yang paling tepat yang telah tersedia.

B.      Menurut bentuknya tes tipe obyektif terdiri dari 4 macam, yaitu: bentuk benar-salah (true false), bentuk pilihan ganda (multiple choice), bentuk menjodohkan (matching item), bentuk melengkapi (completion).

1.    Bentuk Benar-Salah (True-False)
  Tes bentuk Benar-Salah soalnya disajikan dalam bentuk pernyataan (stem). Pernyataan     
tersebut mengandung nilai kebenaran Benar (B) atau Salah (S). Tes Objektif Benar Salah digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi kebenaran pernyataan fakta, konsep, prinsip, dan untuk mengukur hasil belajar yang relatif sederhana .
Kaidah Penulisan Soal Objektif Benar Salah
         Hindarkan pernyataan yang terlalu umum
         Hindarkan pernyataan negatif ganda
         Hindari menggunakan kata kadang-kadang
         Usahakan agar kalimat tidak terlalu panjang
         Susun pernyataan benar-salah secara acak
Keunggulan   Soal Benar Salah
         Pemeriksaaan dapat dilakukan dengan cepat dan objektif
         Soal dapat disusun dengan mudah
Kelemahan Soal Benar Salah
         Kemungkinan menebak 50%
         Kurang dapat mengukur aspek perpikir tingkat tinggi
         Banyak masalah yang tidak dapat dijawab dengan dua kemungkinan

2.   Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choise)
Dilihat dari strukturnya, soal pilihan ganda terdiri dari dua bagian, yaitu pokok soal (stem) yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan dan sejumlah pilihan atau kemungkinan jawaban (option). Dari sejumlah pilihan jawaban yang disediakan, hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar, yang disebut kunci jawaban, sedangkan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang lain disebut pengecoh (distractor). Tugas testi (murid, siswa, peserta tes) adalah memilih salah satu di antara jawaban yang tersedia, yang benar atau yang paling benar. Ragam soal bentuk pilihan ganda telah dikembangkan menjadi lima macam, yaitu:

i)          Pilihan Ganda Biasa
Soal jenis ini terdiri dari stem atau pokok soal berupa pernyataan yang belum lengkap atau kalimat pertanyaan, diikuti oleh empat atau lima alternatif jawaban yang merupakan pelengkap dari pernyataan dalam stem atau jawaban dari pertanyaan dalam stem. Dari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang tersedia hanya ada satu jawaban yang benar. Testi ditugaskan untuk memilih jawaban yang paling tepat dengan cara menyilang atau melingkari abjad alternatif jawaban itu.
Struktur pilihan ganda terdiri dari :
        Pernyataan-pernyataan yang berisi permasalahan
        Sejumlah pilihan jawaban
Jawaban benar dan paling tepat satu
Distraktor/pengecoh
ii)          Hubungan Antar Hal
Soal jenis ini terdiri atas dua buah pernyataan yang dihubungkan dengan kata “sebab”. Kedua pernyataan ini dapat benar atau salah, atau dapat juga pernyataan yang satu benar sedangkan yang lainnya salah. Apabila kedua pernyataan itu benar, yang perlu diperhatikan ialah apakah kedua pernyataan itu mempunyai hubungan sebab akibat atau tidak?
1.       Soal Pilihan Ganda Sebab Akibat
         siswa ditunut untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara pernyataan pertama yang merupakan akibat dan pernyataan kedua  yang merupakan sebab
         Kedua pernyataan (pertama dan kedua) dihubungkan dengan kata sebab
Contoh Soal Akibat
         PETUNJUK
A.      jika  pernyataan pertama betul, pernyataan kedua betul dan kedua-duanya mempunyai hubungan sebab- akibat
B.      jika  pernyataan pertama betul, pernyataan kedua betul , tetapi   kedua-duanya tidak mempunyai hubungan sebab- akibat
C.     jika  salah satu dari kedua pernyataan salah
D.      jika  kedua   pernyataan salah


iii)         Analisis (tinjauan) Kasus
Soal dalam ragam ini merupakan suatu uraian yang memuat satu atau beberapa kasus (konsep matematika), siswa (testi) ditugaskan untuk merinci kasus-kasus yang terkandung dalam soal tersebut. Kasus-kasus yang relevan telah diuraikan dalam bentuk option, testi tinggal memilihnya untuk kasus yang benar. Biasanya uraian tersebut merupakan simulasi keadaan nyata, sehingga testi seakan-akan menghadapi keadaan sebenarnya.

iv)         Asosiasi Pilihan Ganda (Pilihan Ganda Kompleks)
Ragam pilihan ganda kompleks bentuknya hampir sama dengan ragam pilihan ganda biasa, yaitu melengkapi pokok soal dengan pilihannya. Hal yang membedakannya dari bentuk yang pertama ialah bahwa dalam ragam pilihan ganda kompleks alternatif jawaban yang benar bisa lebih dari satu.
PETUNJUK
A.      Jika hanya (1), (2), dan (3) betul
B.  Jika hanya (1),   dan (3) betul
C.  Jika hanya   (3) dan (4) betul
D.  Jika hanya (4) betul
v)         Membaca Diagram
Ragam pilihan ganda ini bentuknya sama dengan bentuk pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan), perbedaannya terletak pada pokok masalah yakni disajikan dengan menggunakan gambar, diagram, atau tabel.

3.   Bentuk Menjodohkan (Matching Item)
Bentuk ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok pertama berisi stem atau pokok masalah (soal) yang biasanya ditulis di sebelah kiri. Kelompok kedua berisi kemungkinan jawaban atau option. Terdiri atas dua kelompok pernyataan yang paralel yaitu kelompok satu ( kiri) merupakan bagian yang berisi dari soal-soal yang harus dicari jawabannya dan kelompok dua ( kanan) merupakan bagian yang berisi jawaban soal-soal . Jumlah soal dan jawaban sama, lebih baik lagi jika lumlah jawaban lebih banyak dari jumlah soal .

Kaidah Penulisan  Bentuk Soal Menjodohkan
         Hendaknya materi yang dijukan berasal dari hal yang sama ( homogen)
         Usahakan agar pertanyaan dan jawaban mudah dimengerti
         Jumlah jawaban hendaknya lebih banyagunakan simbol yang berlainan untuk pertanyaan dan jawaban
Keunggulan Soal Menjodohkan
         Penilaian dapat dilakukan dengan cepat
         Tepat  digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi antara dua hal yang berhubungan
         Dapat mengukur ruang lingkup materi yang lebih luas
Kelemahan Soal Menjodohkan
         Hanya mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan
         Sukar untuk menentukan materi
4.   Bentuk Melengkapi (Completion)

Soal bentuk melengkapi seringkali disebut dengan tes isian singkat atau menyempurnakan. Pada tes bentuk ini testi diminta untuk melengkapi pokok masalah (soal) dengan cara mengisi titik-titik atau tempat kosong sebagai pelengkap kalimat dalam soal. Jadi soal bentuk melengkapi ini disajikan dalam bentuk pernyataan (bukan pertanyaan) yang kalimatnya belum selesai.












Minggu, 20 Mei 2012 | 0 komentar |

0 komentar:

Posting Komentar