TES
BENTUK OBJEKTIF
A.
Pengertian
Tes Tipe Obyektif
Istilah obyektif
adalah tidak adanya faktor lain yang mempengaruhi proses pemeriksaan pekerjaan
testi dan penentuan skor/nilai akhir yang diberikan oleh terter. Jadi
benar-benar murni hasil pekerjaan siswa. Istilah lain dari tes tipe obyektif
adalah tes dengan jawaban singkat (short answer test). Dinamakan
demikian karena tes ini hanya memerlukan jawaban yang pendek, singkat tapi
tepat. Siswa (testi) cukup hanya dengan memberikan tanda silang (X) atau tanda
cek (√) saja pada jawaban yang paling tepat yang telah tersedia.
B. Menurut bentuknya tes tipe obyektif terdiri dari 4 macam,
yaitu: bentuk benar-salah (true false), bentuk pilihan ganda (multiple
choice), bentuk menjodohkan (matching item), bentuk melengkapi (completion).
1. Bentuk
Benar-Salah (True-False)
Tes bentuk
Benar-Salah soalnya disajikan dalam bentuk pernyataan (stem). Pernyataan
tersebut
mengandung nilai kebenaran Benar (B) atau Salah (S). Tes
Objektif Benar Salah digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi
kebenaran pernyataan fakta, konsep, prinsip, dan untuk mengukur hasil belajar
yang relatif sederhana .
Kaidah Penulisan Soal Objektif Benar Salah
•
Hindarkan
pernyataan yang terlalu umum
•
Hindarkan
pernyataan negatif ganda
•
Hindari
menggunakan kata kadang-kadang
•
Usahakan
agar kalimat tidak terlalu panjang
•
Susun
pernyataan benar-salah secara acak
Keunggulan
Soal Benar Salah
•
Pemeriksaaan dapat dilakukan dengan
cepat dan objektif
•
Soal dapat disusun dengan mudah
Kelemahan Soal Benar Salah
•
Kemungkinan menebak 50%
•
Kurang dapat mengukur aspek perpikir
tingkat tinggi
•
Banyak masalah yang tidak dapat
dijawab dengan dua kemungkinan
2. Bentuk Pilihan
Ganda (Multiple Choise)
Dilihat dari
strukturnya, soal pilihan ganda terdiri dari dua bagian, yaitu pokok soal
(stem) yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan dan sejumlah pilihan atau
kemungkinan jawaban (option). Dari sejumlah pilihan jawaban yang disediakan,
hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar, yang disebut kunci
jawaban, sedangkan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang lain disebut pengecoh
(distractor). Tugas testi (murid, siswa, peserta tes) adalah memilih salah satu
di antara jawaban yang tersedia, yang benar atau yang paling benar. Ragam soal
bentuk pilihan ganda telah dikembangkan menjadi lima macam, yaitu:
i) Pilihan Ganda Biasa
Soal jenis ini
terdiri dari stem atau pokok soal berupa pernyataan yang belum lengkap atau
kalimat pertanyaan, diikuti oleh empat atau lima alternatif jawaban yang
merupakan pelengkap dari pernyataan dalam stem atau jawaban dari pertanyaan
dalam stem. Dari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang tersedia hanya ada satu
jawaban yang benar. Testi ditugaskan untuk memilih jawaban yang paling tepat
dengan cara menyilang atau melingkari abjad alternatif jawaban itu.
Struktur pilihan ganda terdiri dari :
–
Pernyataan-pernyataan
yang berisi permasalahan
–
Sejumlah pilihan
jawaban
•Jawaban
benar dan paling tepat satu
•Distraktor/pengecoh
ii)
Hubungan Antar Hal
Soal jenis ini
terdiri atas dua buah pernyataan yang dihubungkan dengan kata “sebab”. Kedua
pernyataan ini dapat benar atau salah, atau dapat juga pernyataan yang satu
benar sedangkan yang lainnya salah. Apabila kedua pernyataan itu benar, yang
perlu diperhatikan ialah apakah kedua pernyataan itu mempunyai hubungan sebab
akibat atau tidak?
1.
Soal Pilihan Ganda
Sebab Akibat
•
siswa ditunut untuk
mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara pernyataan pertama yang merupakan
akibat dan pernyataan kedua yang
merupakan sebab
•
Kedua pernyataan
(pertama dan kedua) dihubungkan dengan kata sebab
Contoh Soal Akibat
•
PETUNJUK
A.
jika pernyataan pertama betul, pernyataan kedua
betul dan kedua-duanya mempunyai hubungan sebab- akibat
B.
jika pernyataan pertama betul, pernyataan kedua
betul , tetapi kedua-duanya tidak
mempunyai hubungan sebab- akibat
C.
jika salah satu dari kedua pernyataan salah
D.
jika
kedua pernyataan salah
iii) Analisis (tinjauan) Kasus
Soal
dalam ragam ini merupakan suatu uraian yang memuat satu atau beberapa kasus
(konsep matematika), siswa (testi) ditugaskan untuk merinci kasus-kasus yang
terkandung dalam soal tersebut. Kasus-kasus yang relevan telah diuraikan dalam
bentuk option, testi tinggal memilihnya untuk kasus yang benar. Biasanya uraian
tersebut merupakan simulasi keadaan nyata, sehingga testi seakan-akan
menghadapi keadaan sebenarnya.
iv)
Asosiasi Pilihan Ganda (Pilihan
Ganda Kompleks)
Ragam pilihan ganda
kompleks bentuknya hampir sama dengan ragam pilihan ganda biasa, yaitu
melengkapi pokok soal dengan pilihannya. Hal yang membedakannya dari bentuk
yang pertama ialah bahwa dalam ragam pilihan ganda kompleks alternatif jawaban
yang benar bisa lebih dari satu.
PETUNJUK
A.
Jika hanya (1), (2),
dan (3) betul
B. Jika
hanya (1), dan (3) betul
C. Jika
hanya (3) dan (4) betul
D. Jika
hanya (4) betul
v)
Membaca Diagram
Ragam pilihan ganda
ini bentuknya sama dengan bentuk pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan),
perbedaannya terletak pada pokok masalah yakni disajikan dengan menggunakan
gambar, diagram, atau tabel.
3.
Bentuk Menjodohkan (Matching Item)
Bentuk ini terdiri
dari dua kelompok, yaitu kelompok pertama berisi stem atau pokok masalah (soal)
yang biasanya ditulis di sebelah kiri. Kelompok kedua berisi kemungkinan
jawaban atau option. Terdiri atas dua kelompok pernyataan yang paralel yaitu kelompok
satu ( kiri) merupakan bagian yang berisi dari soal-soal yang harus dicari
jawabannya dan kelompok dua ( kanan) merupakan bagian yang berisi jawaban
soal-soal . Jumlah soal dan jawaban sama, lebih baik lagi jika lumlah jawaban
lebih banyak dari jumlah soal .
Kaidah Penulisan Bentuk Soal Menjodohkan
•
Hendaknya materi yang
dijukan berasal dari hal yang sama ( homogen)
•
Usahakan agar
pertanyaan dan jawaban mudah dimengerti
•
Jumlah jawaban
hendaknya lebih banyagunakan simbol yang berlainan untuk pertanyaan dan jawaban
Keunggulan Soal Menjodohkan
•
Penilaian dapat
dilakukan dengan cepat
•
Tepat digunakan untuk mengukur kemampuan
mengidentifikasi antara dua hal yang berhubungan
•
Dapat mengukur ruang
lingkup materi yang lebih luas
Kelemahan Soal Menjodohkan
•
Hanya mengukur
hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan
•
Sukar untuk
menentukan materi
4.
Bentuk Melengkapi (Completion)
Soal bentuk
melengkapi seringkali disebut dengan tes isian singkat atau menyempurnakan. Pada
tes bentuk ini testi diminta untuk melengkapi pokok masalah (soal) dengan cara
mengisi titik-titik atau tempat kosong sebagai pelengkap kalimat dalam soal.
Jadi soal bentuk melengkapi ini disajikan dalam bentuk pernyataan (bukan
pertanyaan) yang kalimatnya belum selesai.
0 komentar: