twitter SMAN 4 Lahat


METODE PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.
Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan materi, memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan, membuat catatan, atau memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mungkin dalam kegiatan ini siswa saling bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama dengan temannya, dan seorang siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat kegiatan siswa mengerjakan latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa secara individual dan menjelaskan kembali secara individual. Apabila dipandang masih banyak pekerjaan siswa belum sempurna, kegiatan tersebut diikuti penjelasan secara klasikal.
Metode pembelajaran ekspositori akan efektif apabila :
-          Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa.
-          Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu, misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran, sehingga ia akan dapat mengungangkapkannya kembali manakala diperlukan.
-          Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan,artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru,misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus.
-          Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topic tertentu.
-          Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur,biasanya merupakan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
-          Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
-          Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah.
-          Jika ligkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa,misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
-          Jika tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.

METODE LATIHAN PRAKTIK ( DRILL AND PRACTICE )
Metode praktek merupakan metode mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan latihan praktek agar siswa memiliki ketegasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
Drill and Practice pertama kali digunakan oleh sekolah-sekolah tua di Amerika sebagai cara untuk:
a.       Memacu kemampuan dasar motorik
b.      Memacu kebiasaan dan mental agar yang dipelajari siswa dapat lebih mengena atau berarti, tepat, dan berguna.
Hal “hal tersebut di atas dapat berhasil apabila siswa juga mengerti konteks keseluruhan dari akibat drill and Practice/kegunaan bagi dirinya. Pakar pendidikan, Hover, mengatakan bahwa :
1.      pembelajaran itu sebenarnya efektif bagi masing masing siswa
2.      pembelajaran pada dasarnya adalah proses mengatasi masalah sehingga siswa ditegaskan agar dapat mencari hubungan akan sesuatu hal dengan Drill & Practice sehingga ia dapat mencapai standar minimumnya sendiri untuk objek yang ia teliti dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Drill & Practice sangat efektif karena dapat dikerjakan individu atau berkelompok, maupun kelompok besar dalam skala satu kelas. Secara umum teknik mengajar latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa:
a.       Memiliki ketrampilan motoris/gerak; seperti menghafalkan kata-kata, menulis, mempergunakan alat/membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam olah raga;
b.      Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung mencongak. Mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.
c.       Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti hubungan sebab akibat banyak hujan – banjir; antara tanda huruf dan bunyi – ng – ny dan sebagainya; penggunaan lambang/simbol di dalam peta dan lain-lain.

METODE  PENEMUAN
            Menurut Ruseffendi metode penemuan adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan: sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dengan demikian dalam pembelajaran dengan penemuan, siswa dapat memperoleh pengetahuan dari pengalamannya menyelesaikan masalah bukan melalui transmisi dari guru.
            Ruseffendi menyatakan belajar penemuan itu penting, sebab matematika adalah bahasa yang abstrak : konsep dan lain-lainnya itu akan lebih melekat bila melalui penemuan dan dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Menurut Ernest bahwa belajar matematika adalah pertama dan paling utama adalah aktif, dengan siswa belajar melalui permainan, kegiatan, penyelidikan, proyek, diskusi, eksplorasi, dan penemuan.
            Tiga ciri utama belajar menemukan
  1. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan.
  2. Berpusat pada siswa.
  3. Kegiatannya untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengatahuan yang sudah ada.
Pada metode penemuan konsep dan prosedur yang dipelajari siswa merupakan hal yang baru, belum diketahui sebelumnya. Oleh karena itu beberapa instruksi atau petunjuk perlu diberikan kepada siswa apabila mereka belum mampu menunjukkan ide atau gagasan. Dalam menemukan konsep dan prosedur yang dipelajari, sebaiknya siswa tidak dilepas begitu saja bekerja untuk menemukan, tetapi diberikan bimbingan agar siswa tidak tersesat. Bimbingan tersebut dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara singkat.
Untuk sampai kepada konsep yang harus ditemukan, sangat tergantung kepada pengetahuan siap siswa dan pengetahuan baru siswa yang baru saja diperolehnya. Oleh karena itu metode penemuan yang diterapkan dalam proses pembelajaran adalah metode penemuan terbimbing dan dibawakan melalui bekerja dalam kelompok. Dengan kata lain metode penemuan terbimbing dengan setting belajar kooperatif.



METODE  INKUIRI
        Metode pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.     
            Metode pembelajaran inkuiri di samping mengantarkan siswa pada tujuan instruksional tingkat tinggi, tetapi dapat juga memberi tujuan iringan (nutrunant effect) sebagai berikut: (1) Memperoleh keterampilan untuk memproses secara ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan mengorganisasikan data, mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan menguji hipotesis, serta mengambil kesimpulan). (2) Lebih berkembangnya daya kreativitas anak. (3) Belajar secara mandiri. (4) Lebih memahami hal-hal yang mendua. (5) Perolehan sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentatif (Gulo, 2002:101).
            Proses Pembelajaran dengan Metode Inkuiri
Gambar : Proses Inkuiri
Sumber : Gulo (2002)

            Keberhasilan proses pembelajaran dengan metode inkuiri sangat bergantung pada tahap pendahuluan. Permasalahan yang diketengahkan pada tahap awal ini harus mampu dipertanyakan oleh siswa. Tahap pendahuluan ini disebut juga tahap apersepsi atau advanced organizer. Hal tersebut demikian, karena materi yang disajikan harus terkait dengan apa yang telah diketahui siswa sebelumnya.




Referensi :

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta : Balai Pustaka

Prabowo, Ardhy. 2009. Pembelajaran dengan Penemuan. (online) http://karyailmiah-ardhiprabowo.blogspot.com/2009/08/pembelajaran-dengan-penemuan-discovery.html. Diakses 26 April 2010.

Sukarto, 2010. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE). (online) http://suksesbersamasukarto.blogspot.com/2010/03/strategi-pembelajaran-ekspositori-spe.html. Diakses 26 April 2010.
Minggu, 20 Mei 2012 | 0 komentar |

0 komentar:

Posting Komentar