METODE
PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi
pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk
ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang
ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan
metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa
secara langsung.
Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan pada
saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan materi,
memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan, membuat
catatan, atau memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mungkin
dalam kegiatan ini siswa saling bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama
dengan temannya, dan seorang siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat
kegiatan siswa mengerjakan latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa
secara individual dan menjelaskan kembali secara individual. Apabila dipandang
masih banyak pekerjaan siswa belum sempurna, kegiatan tersebut diikuti
penjelasan secara klasikal.
Metode pembelajaran ekspositori akan efektif apabila :
-
Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya
dengan yang akan dan harus dipelajari siswa.
-
Apabila guru menginginkan agar siswa mempunyai gaya
model intelektual tertentu, misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran,
sehingga ia akan dapat mengungangkapkannya kembali manakala diperlukan.
-
Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk
dipresentasikan,artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang
materi itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh
guru,misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus.
-
Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang
topic tertentu.
-
Guru menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik
atau prosedur,biasanya merupakan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk
kegiatan praktik.
-
Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang
sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
-
Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang
rata-rata memiliki kemampuan rendah.
-
Jika ligkungan tidak mendukung untuk menggunakan
strategi yang berpusat pada siswa,misalnya tidak adanya sarana dan prasarana
yang dibutuhkan.
-
Jika tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan
pendekatan yang berpusat pada siswa.
METODE LATIHAN PRAKTIK ( DRILL AND PRACTICE )
Metode praktek merupakan metode mengajar dimana siswa melaksanakan
kegiatan latihan praktek agar siswa memiliki ketegasan atau ketrampilan yang
lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
Drill and Practice pertama kali digunakan oleh sekolah-sekolah tua di
Amerika sebagai cara untuk:
a.
Memacu kemampuan dasar motorik
b.
Memacu kebiasaan dan mental agar yang dipelajari siswa
dapat lebih mengena atau berarti, tepat, dan berguna.
Hal “hal tersebut di atas dapat berhasil apabila siswa juga mengerti
konteks keseluruhan dari akibat drill and Practice/kegunaan bagi dirinya. Pakar
pendidikan, Hover, mengatakan bahwa :
1.
pembelajaran itu sebenarnya efektif bagi masing masing
siswa
2.
pembelajaran pada dasarnya adalah proses mengatasi
masalah sehingga siswa ditegaskan agar dapat mencari hubungan akan sesuatu hal
dengan Drill & Practice sehingga ia dapat mencapai standar minimumnya
sendiri untuk objek yang ia teliti dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Drill & Practice sangat efektif karena dapat dikerjakan individu atau
berkelompok, maupun kelompok besar dalam skala satu kelas. Secara umum teknik
mengajar latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa:
a.
Memiliki ketrampilan motoris/gerak; seperti
menghafalkan kata-kata, menulis, mempergunakan alat/membuat suatu benda;
melaksanakan gerak dalam olah raga;
b.
Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan,
membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung mencongak.
Mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda
baca dan sebagainya.
c.
Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan
dengan hal lain, seperti hubungan sebab akibat banyak hujan – banjir; antara
tanda huruf dan bunyi – ng – ny dan sebagainya; penggunaan lambang/simbol di
dalam peta dan lain-lain.
METODE PENEMUAN
Menurut Ruseffendi metode penemuan adalah
metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak
memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui
pemberitahuan: sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dengan demikian
dalam pembelajaran dengan penemuan, siswa dapat memperoleh pengetahuan dari
pengalamannya menyelesaikan masalah bukan melalui transmisi dari guru.
Ruseffendi menyatakan belajar
penemuan itu penting, sebab matematika adalah bahasa yang abstrak : konsep dan
lain-lainnya itu akan lebih melekat bila melalui penemuan dan dapat
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Menurut Ernest bahwa belajar
matematika adalah pertama dan paling utama adalah aktif, dengan siswa belajar
melalui permainan, kegiatan, penyelidikan, proyek, diskusi, eksplorasi, dan
penemuan.
Tiga ciri utama belajar menemukan
- Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan.
- Berpusat pada siswa.
- Kegiatannya untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengatahuan yang sudah ada.
Pada
metode penemuan konsep dan prosedur yang dipelajari siswa merupakan hal yang
baru, belum diketahui sebelumnya. Oleh karena itu beberapa instruksi atau petunjuk
perlu diberikan kepada siswa apabila mereka belum mampu menunjukkan ide atau
gagasan. Dalam menemukan konsep dan prosedur yang dipelajari, sebaiknya siswa
tidak dilepas begitu saja bekerja untuk menemukan, tetapi diberikan bimbingan
agar siswa tidak tersesat. Bimbingan tersebut dapat dimulai dengan mengajukan
beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara singkat.
Untuk
sampai kepada konsep yang harus ditemukan, sangat tergantung kepada pengetahuan
siap siswa dan pengetahuan baru siswa yang baru saja diperolehnya. Oleh karena
itu metode penemuan yang diterapkan dalam proses pembelajaran adalah metode
penemuan terbimbing dan dibawakan melalui bekerja dalam kelompok. Dengan kata
lain metode penemuan terbimbing dengan setting belajar kooperatif.
METODE INKUIRI
Metode pembelajaran inkuiri adalah
suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Metode
pembelajaran inkuiri di samping mengantarkan siswa pada tujuan instruksional
tingkat tinggi, tetapi dapat juga memberi tujuan iringan (nutrunant effect)
sebagai berikut: (1) Memperoleh keterampilan untuk memproses secara ilmiah
(mengamati, mengumpulkan dan mengorganisasikan data, mengidentifikasikan
variabel, merumuskan, dan menguji hipotesis, serta mengambil kesimpulan). (2) Lebih berkembangnya daya
kreativitas anak. (3) Belajar secara mandiri. (4) Lebih memahami hal-hal yang mendua. (5)
Perolehan sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentatif
(Gulo, 2002:101).
Proses Pembelajaran dengan
Metode Inkuiri
Gambar : Proses
Inkuiri
Sumber : Gulo (2002)
Keberhasilan proses pembelajaran dengan metode inkuiri
sangat bergantung pada tahap pendahuluan. Permasalahan yang diketengahkan pada tahap
awal ini harus mampu dipertanyakan oleh siswa. Tahap pendahuluan ini disebut
juga tahap apersepsi atau advanced organizer. Hal tersebut demikian,
karena materi yang disajikan harus terkait dengan apa yang telah diketahui siswa
sebelumnya.
Referensi :
Gulo, W.
2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta
: Balai Pustaka
Prabowo,
Ardhy. 2009. Pembelajaran dengan
Penemuan. (online) http://karyailmiah-ardhiprabowo.blogspot.com/2009/08/pembelajaran-dengan-penemuan-discovery.html.
Diakses 26 April 2010.
Sukarto,
2010. Strategi Pembelajaran Ekspositori
(SPE). (online) http://suksesbersamasukarto.blogspot.com/2010/03/strategi-pembelajaran-ekspositori-spe.html. Diakses 26 April 2010.
0 komentar: